Jalan Ciamis-Tasik pada tanggal 14 Agustus 2012 ini terasa lain, biasanya jarak tersebut bisa ditempuh 30 menit, sekarang bisa nyampe 1 jam. Heran, karena kota ini bukan jakarta, bandung dan kota-kota langganan macet.
Diingat-ingat ternyata hari minggu ini adalah minggu-minggu akhir pada bulan Rhamadhan. Merupakan sebuah tradisi tahunan, budaya orang indonesia dan kebiasaan yang tidak afdol bila ditinggalkan.
Orang di minggu-minggu ini sudah menjadualkan kegiatan setiap harinya, mulai dari membeli pakaian baru, makanan, tas, sepatu, sampai sopa dan kasur juga kiranya lebih asyik bila dibeli pada minggu akhir bulan rhamadhan.
saya melewati jalan tersebut tidak bermaksud untuk mengikuti semua "ritual" tersebut, melainkan ada kepentingan pekerjaan, namun kebetulan saja ingin mampir ke supermarket dan melihat sepatu yang dulu pernah diicar, apakah masih discount 70% tidak. Jadi sebenarnya tidak ada gunanya untuk mengkomentari orang, padahal saya sendiri mengalami lingkaran kebiasaan mubah tersebut.
namun bila kita membuka "manual guide" hidup yaitu Al Quran dan Sunah Rosululloh, maka minggu terakhir adalah minggunya pendulangan pahala, banyak hadits keutamaan 10 malam terakhir:
Dalam hadis yang diriwayatkan dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda,
“Apabila tiba sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, Rasulullah SAW
menghidupkan ibadah malam. Nabi membangunkan istri-istrinya. Nabi amat
bersungguh-sungguh dan bersemangat sekali dalam menghidupkan malam
tersebut,” (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits lain,
dirawiyatkan dari Ibnu Umar RA, beliau berkata, “Biasanya Rasulullah SAW
beriktikaf pada sepuluh terakhir di bulan Ramadhan,” (HR Bukhari dan
Muslim)
Bahkan, Rasulullah SAW mengistimewakan sepuluh terakhir
di bulan Ramadhan tidak seperti bulan-bulan biasanya. Hal tersebut
tertera dalam hadis yang diriwayatkan dari Aisyah RA, katanya,
“Rasulullah SAW bermujahadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan
tidak seperti bulan-bulan lain,” (HR Bukhari dan Muslim).
Hadits tersebut tidak diragukan lagi ke shahihannya, berarti tidak diragukan pula keutamaan dari maraih keberkahan di malam-malam tersebut. bukan hanya beliau Rosululloh sendiri yang mencari keutamaan tetapi beliau tidak lupa akan keluarga agar ikut sama-sama mencari Lailatul Qodr, sebagaimana telah di Firmankan Allah dalam surat Al Qodr:
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan (malam lailatur qodr).
2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.
Sudah jelas Allah berfirman tetang keutamaan lailatul Qodr, sampai bila mendapatkan lailatul qodr, maka diibaratkan seperti beribadah seribu malam, subhanalloh
Kemudian apa yang salah dengan kita? adalah kesiapan mental diri untuk menyambut bulan Ramadhan sangat kurang. karena para sahabat mempersiapkan akan datangnya bulan ramadhan itu dimulai dari bulan rajab, 2 bulan sebelumnya mereka sudah menguatkan mental iman dalam diri. begitu pentingnya menyambut bulan ramadhan sehingga ada seorang ulama yang meliburkan mengajarnya hanya untuk bulan ramadhan.
Begitulah persiapannya, karena kewajiban akan menjadi ringan bila dipersiapkan dari awal, tidak ada suatu hal apapun tanpa adanya sebuah proses, tidak akan mendapatkan lailatul qodar bila persiapan dari hari-hari pertama bulan ramadhan kurang ataupun tidak ada.
walaupun baju baru, perabotan rumah baru, sampai ngabedahkeu juga di tunggu menjelang lebaran. kenapa harus serba lebaran sih? bila pertanyaan itu keluar, sebagian orang ada yang berbicara, "kan sekarang jamannya beda, setelah jauh merantau bila lebaran wajib pulang" itulah kebiasaan kebanyakan masyarakat indonesia ini, jadi bila ingin mendapatkan lailatul qodar resikonya akan kehilangan moment berkumpulnya keluarga pada hari lebaran.
Rosulullah tidak melarang untuk mudik, bahkan di hari lebaran adalah hari kebahagiannya umat islam, tentunya harus dirayakan minimal dengan keluarga dekat. namun ada yang lebih penting lagi sebelum hari kemenangan itu. Maka dari itu harus ada manajemen ibadah pada diri kita, mana yang harus di prioritaskan untuk beribadah makhdoh dan goirmakhdoh. bisa dibuat alternatif dalam jadwal mudik, yaitu setelah solat ied, atau bila ingin lebih leluasa bisa mudik pada sebelum 10 hari terakhir. dan saya yakin diantara pembaca sudah ada yang bisa menyiasati waktunya, dan yang belum, coba kita maksimalkan hari-hari terakhir kita pada bulan ramadhan ini. Semoga amal kita bisa diikuti oleh ridho dan rahmat-Nya. Amiin
jadi tidak usah berandai-andai, karena segala sesuatu ada prosesnya
26 Ramadhan 1433 H
0 komentar:
Posting Komentar